Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan rumah sakit internasional yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali harus ada juga di tepat lain. Rumah Sakit Sanur ini disebutnya merupakan proyek percontohan sehingga daerah lain bisa menirunya.
"Harapannya tentu ini suatu model yang bisa direplikasi di tempat lain. Kita tahu bahwa jumlah rumah sakit dan pusat kesehatan unggulan kita relatif masih terbatas," kata Airlangga Hartarto Dikutip dari Antara, Sabtu (4/2/2023).
Baca Juga
Menko Airlangga yang datang selaku Ketua Dewan Nasional KEK itu melihat jumlah rumah sakit unggulan di Indonesia, seperti yang akan dibangun di KEK Sanur, tak sebanding dengan jumlah penduduk yang ada.
Advertisement
Sebelumnya dikatakan bahwa rumah sakit internasional yang terletak di jantung Kota Denpasar itu memiliki luas total 41,26 hektare dengan 55 persen menjadi kawasan hijau.
Untuk rumah sakit telah dibangun 3,5 persen pada Januari lalu, sementara fasilitas penunjang seperti hotel telah dibangun hingga 35,58 persen dengan prediksi rampung pada November 2022.
"Ini pembangunan KEK kesehatan pertama di Indonesia, kita lihat di belakang ada renovasi hotel, dan rumah sakit ada di depan yang ditargetkan tahun depan selesai. Tentunya ini akan mengubah industri kesehatan di Indonesia, di mana sekarang industri kesehatan yang super spesialis belum banyak tersedia," ujar Menko Airlangga Hartarto.
Menko Perekonomian itu mengatakan di KEK Sanur akan dibangun klinik super spesialis dengan konsultan dari Klinik Mayo, berisi pusat estetika, kanker, dan riset onkologi.
"Tentu diharapkan ini bisa menambah kelengkapan industri pariwisata di Bali dan kalau kesehatannya mendapatkan first class itu kepercayaan wisatawan untuk datang semakin tinggi," katanya.
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (HIN) Christine Hutabarat menambahkan rencananya KEK Sanur mulai beroperasi pada Januari 2024.
"Termasuk hotelnya juga, untuk IHC BUMN. Sementara nama hotel (Grand Inna Bali Beach) berubah menjadi Meru karena hotel bintang lima BUMN namanya Meru," jelasnya.
KEK Sanur Bali, Warisan Soekarno Disulap Jadi Pusat Wisata Medis Kelas Dunia
Menteri BUMN Erick Thohir tengah membenahi lokasi pariwisata di Sanur, Bali. Salah satunya adalah pengembangan wisata kesehatan dan penunjang lainnya di Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Sanur.
Pada kesempatan ini, Erick Thohir mendampingi Mantan Presiden ke-5 Megawati Soekarno Putri yang mengunjungi KEK Sanur. Salah satu alasan Megawati ke sana adalah adanya warisan dari sang ayah, Presiden ke-1 RI, Soekarno.
Erick Thohir menegaskan pembangunan KEK Sanur yang mengintegrasikan sektor kesehatan dengan pariwisata bertujuan memberikan layanan kesehatan inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan. Menurutnya, Pulau Bali memiliki potensi besar untuk menjadi pusat wisata medis di Asia Tenggara sehingga punya dampak luas bagi peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
"Kawasan Sanur Bali dipilih tak hanya faktor sejarah dan warisan dari Presiden pertama kita, Soekarno, tapi juga menguatkan kembali ide awalnya," kata dia dalam keterangannya, Senin (16/1/2023).
"Dengan KEK Kesehatan ini, kita memanfaatkan keindahan Bali untuk melayani pasien mendapatkan pelayanan kesehatan kelas dunia. Hal ini makin menglobalkan Sanur sebagai wisata kesehatan internasional," tambah Erick di hadapan Megawati.
Di kawasan seluas 41,26 hektar itu sedang didirikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dan klinik bertaraf internasional bekerjasama dengan rumah sakit terbesar di Amerika Serikat Mayo Clinic. Kemudian revitalisasi Hotel Bali Beach atau Grand Inna Bali Beach (GIBB), convention center, ethnomedicinal botanic garden, dan commercial center untuk menampung UMKM.
Untuk diketahui, salah satu yang dibenahi Erick adalah Hotel Bali Beach atau GIBB. Ini jadi salah satu warisan yang direnovasi di KEK Sanur merupakan hotel rancangan Bung Karno yang dibangun tahun 1963 dan selesai pada tahun 1966.
Advertisement
Kolaborasi BUMN
Dalam pengembangan KEK Sanur yang melibatkan BUMN In Journey, Hotel Indonesia Natour (HIN), Nindya Karya, Indonesia Healthcare Corporation (IHC), dan PP itu jumlah kamar di hotel tersebut akan ditambah dari 246 kamar menjadi 274 kamar dengan konsep bangunan dan kamar yang lebih modern.
Transformasi kawasan wisata Sanur ini merupakan upaya revitalisasi kedua yang dilakukan Erick Thohir terhadap warisan Sukarno.
Sebelumnya, Menteri BUMN juga mengubah Pusat Perdagangan Sarinah yang dibangun Bung Karno tahun 1962 menjadi tempat kolaborasi para pelaku ekonomi kreatif sekaligus sebagai pusat UMKM nasional.